Senin, 22 Oktober 2012

SEMPURNA

SMA Santo Michael Juara Turnamen Futsal Unaki

 0
 
 2
image
SEMARANG, suaramerdeka.com - Tim futsal SMA Santo Michael Semarang keluar sebagai juara Turnamen Futsal Unaki. Dimotori Soni Aji, mereka memastikan tropy utama usai menundukkan perlawanan SMA Institut Indonesia (II) 8-7, melalui adu penalti, di Lapangan Unaki, Jalan Pemuda, Minggu (21/10).
Di waktu normal kedua tim bermain imbang 5-5. SMA Santo Michael yang mengalahkan SMA Teuku Umar 5-0 di semifinal, berhasil melesakkan tiga gol. sedangkan SMA II hanya melesakkan dua gol saja. Gelar juara pun berhasil didapatkan.
Pahlawan kemenangan patut diberikan kepada kiper SMA Santo Michael Yohanes Kasip M. Dia berhasil menepis penendang terakhir lawan. Gelar juara semakin lengkap setelah salah satu pemainnya Yosi Tablo dinobatkan menjadi top skor dengan torehan 10 gol.
"Tidak ada persiapan khusus. Kami berlatih rutin lewat kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Target kami memang ingin menjuarai turnamen ini. Keinginan itu akhirnya terwujud, meski mendapatkan perlawanan ketat di partai final," tutur pelatih SMAN Santo Michael Setyo Budi, usai laga.
SMA II yang menundukkan SMA Sint Louis Semarang 4-3 adu penalti di semifinal sebenarnya tampil apik. Beberapa kali mereka mengimbangi permainan lawan di final. Sayang, kurang beruntung saat adu penalti. Mereka pun harus puas dengan hanya di posisi runner-up.
Sementara itu, peringkat ketiga diduduki SMA Sin Louis. Mereka berhasil menang telak 8-2 atas lawannya SMA Teuku Umar di pertandingan perebutan tempat ketiga. Setidaknya, hasil itu telah mengobati kekecewaan setelah gagal melaju ke partai puncak.
Even itu sendiri diikuti 15 tim dari berbagai sekolah di Kota Lumpia. Rencananya akan menjadi even tahunan untuk memeriahkan olahraga futsal. Sebelumnya, Unaki juga menggelar turnamen olahraga lainnya, di antaranya bola voli dan bola basket.
(Hendra Setiawan/CN26)

Kamis, 12 Januari 2012

DINAMIKA HIDUP

Beginilah hidup..., lengkap dengan suka dukanya serta segala lika-likunya. Terkadang hidup jadi sedemikian tidak terkontrol sebagaimana yang kita harapkan. Terkadang kita menjadi dibuat kelelahan mengikuti alurnya yang sedemikian penuh liku.

Tapi begitulah hidup, yang tak dapat kita atur untuk terus sesuai dengan keinginan kita. Kita tak dapat memaksa hidup selalu manis dan indah. Kita tak dapat memaksa semua orang bisa suka dan sayang pada kita. Kita tak dapat membuat lingkungan selalu bersahabat dengan kita.

Lantas, apakah kita harus berhenti atau berputus asa? Lupakah kita saat-saat manis dan menyenangkan yang pernah kita alami? Apakah kita tidak punya harapan bahwa segala keindahan dan kemanisan hidup itu akan kembali lagi? Bukankah ada syair lagu yang berbunyi : ... tak selamanya, mendung itu kelabu...

Memang tak selamanya mendung itu akan kelabu. Akan tiba saatnya saat langit berwarna biru cerah dan alam begitu bersahabat kepada kita. Kesabaran kita dalam menjalani kesulitan dan kepahitan hidup akan terbayarkan lunas pada akhirnya. Kita pun akan mendapat banyak pelajaran dan hikmah yang luar biasa atas segala ujian yang telah kita jalani sebelumnya.

Jadi begitulah hidup adanya... tak bisa kita berharap dia manis selamanya. Maka, saat kepahitan sedang kita rasakan, kita hanya harus bersabar agar rasa pahit itu hilang dan berganti manis yang jauh berlipat ganda. Jika rasanya sedang sangat tak tertahankan, kita punya Sang Maha Segala tempat kita mengadu dan memohon pertolongan. Dengan berserah kepadaNYA, kita dapat terhindar dari jeratan putus asa.

Ini hanya renungan atas banyaknya keluh kesah banyak orang atas beratnya hidup ini. Ini sekedar pengingat, terutama bagi diriku sendiri, agar bisa selalu optimis dan bersemangat menjalani hidup. Kalau bukan diri kita sendiri yang menyelamatkan diri kita, siapa lagi?

Minggu, 20 Maret 2011

motivasi diri


Berusaha untuk selalu berfikir positif dan optimis dalam semua kesulitan ,Jangan terobsesi pada pengalaman masa lalu atau masa depan, tapi tataplah masa kini. Masa lalu sudah lewat, tak akan kembali lagi, masa depan itu belum terjadi jadi kita tak tahu apa yang terjadi dan akhirnya hanya berangan berharap sesuatu, tapi di masa kinilah, kita harus menentukan dan membuat keputusan terhadap diri kita.

Sabtu, 19 Maret 2011

KABG.PEGUNUNGAN BINTANG


Harapan Akan Berbanding Lurus dengan Ilmu

Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat“. (QS. Al Hijr:56)

Hanya orang sesat, yaitu mereka yang tidak memiliki ilmu, yang berputus asa dari rahmat-Nya. Mungkin saja, ada orang yang merasa sudah berilmu, bahkan memiliki gelar profesor, tetapi jika dia masih berputus asa, artinya dia masih sesat. Untuk itulah, agar kita terhindar dari putus asa, jangan pernah berhenti untuk menuntut ilmu.

Anda akan tersesat dalam perjalanan, jika Anda tidak tahu jalan yang sedang Anda tempuh. Anda bisa mempersiapkan ilmu sebelum perjalanan atau Anda bisa bertanya saat dalam perjalanan sehingga Anda mengetahui jalan yang benar. Dan ini bisa Anda aplikasikan untuk berbagai hal lainnya seperti dalam pendidikan, karir, dan bisnis. Belajarlah, Anda tidak akan tersesat dan harapan itu tidak pernah sirna.

Ada banyak tempat untuk belajar menuntut ilmu. Kuncinya ada mau membuka hati untuk menerima ilmu dari mana pun datangnya. Tidak ada ilmu yang sia-sia. Seringkali, kita sendiri yang menutup hati karena ilmu yang kita dapat tidak sesuai dengan yang kita inginkan.

Kadang, banyak orang yang terjebak. Dia belajar bukan untuk mencari jalan yang benar, tetapi untuk membenarkan apa yang dia lakukan. Jika ternyata tidak mendukung, maka dia akan menolaknya. Oleh karena itu, jika kita menemukan pengetahuan dan ilmu yang mungkin tidak kita sukai, tetaplah membuka hati kita, karena bisa jadi (bukan pasti) itu adalah sesuatu yang benar.


Full Life: 2 Yohanes (Pendahuluan Kitab)

Penulis : Yohanes

Tema : Berjalan Dalam Kebenaran

Tanggal Penulisan: 85-95 M

Latar Belakang

Penulis memperkenalkan dirinya sebagai "penatua" (ayat 2Yoh 1:1). Barangkali ini adalah gelar terhormat yang diberikan kepada rasul Yohanes sepanjang dua dasawarsa terakhir abad pertama karena usianya yang sudah lanjut dan kedudukannya yang sangat terhormat selaku satu-satunya rasul yang masih hidup.

Yohanes menulis surat ini kepada "Ibu yang terpilih dan anak-anaknya" (ayat 2Yoh 1:1). Beberapa orang menafsirkan "Ibu yang terpilih" ini secara kiasan sebagai suatu gereja lokal, "anak-anaknya" sebagai anggota jemaat, dan "anak-anak saudaramu yang terpilih" (ayat 2Yoh 1:13) sebagai jemaat tetangga. Orang lain lagi menafsirkan istilah ini secara harfiah sebagai seorang janda terhormat yang dikenal Yohanes dalam sebuah jemaat lokal di Asia Kecil yang di bawah pengawasan rohani Yohanes. Keluarganya (ayat 2Yoh 1:1) dan keluarga saudaranya (ayat 2Yoh 1:13) adalah orang terkenal dalam gereja-gereja di wilayah itu. Sebagaimana surat Yohanes lainnya, 2 Yohanes tampaknya ditulis dari Efesus pada akhir tahun 80-an atau awal 90-an.

Tujuan

Yohanes menulis surat ini untuk mengingatkan "Ibu yang terpilih" itu tentang hal memberi tumpangan, salam atau sokongan kepada pekerja keliling (guru, penginjil, dan nabi) yang sudah menyimpang dari kebenaran rasuli dan menyebarkan ajaran palsu, agar dia tidak ikut berperan dalam menyebarkan ajaran yang salah sehingga ikut bersalah. Surat ini mengecam ajaran palsu yang sama dengan yang dikecam dalam surat 1 Yohanes.

Survai

Surat ini menggarisbawahi suatu peringatan yang juga terdapat dalam 1 Yohanes mengenai bahaya guru palsu yang menyangkal penjelmaan Yesus Kristus dan menyimpang dari berita rasuli (ayat 2Yoh 1:7-8). Yohanes memuji "Ibu yang terpilih" dan anak-anaknya yang "hidup dalam kebenaran" (ayat 2Yoh 1:4). Kasih yang sejati terwujud dalam menaati perintah Kristus dan mengasihi sesama (ayat 2Yoh 1:6). Kasih Kristen harus membedakan di antara kebenaran dan kesalahan dan tidak membuka pintu bagi guru palsu (ayat 2Yoh 1:7-9). Menerima guru palsu dengan ramah berarti berpartisipasi dalam kesalahan mereka (ayat 2Yoh 1:10-11). Surat ini singkat karena Yohanes merencanakan untuk berkunjung kepada ibu ini untuk berbicara "berhadapan muka" (ayat 2Yoh 1:12).

Ciri-ciri Khas

Tiga ciri utama menandai surat ini:

  1. (1) Surat ini merupakan kitab terpendek dalam PB.
  2. (2) Surat ini sangat mirip dengan 1 dan 3 Yohanes dalam berita, kosakata dan gaya penulisannya yang sederhana.
  3. (3) Surat ini memberikan keseimbangan yang penting bagi berita surat 3 Yohanes dengan memperingatkan terhadap dukungan yang sembarangan kepada pekerja yang bukan dari jemaat sendiri. Surat ini mendorong supaya memakai kebijaksanaan saksama dengan mengingat ajaran Kristus dan para rasul sebelum membantu pekerja tersebut.